Membersihkan Diri Dengan Mencopot Aplikasi Yang Jarang Digunakan

Roni Jon
2 min readJan 26, 2024

--

Photo by William Hook on Unsplash

Tak perlu saya sebut apa kebiasaan jelek itu, biarkan menjadi privasi untuk diri saya. Siang kemarin sehabis sholat Jumat, setelah menghasilkan beberapa ide dan tentunya setelah melakukan kebiasaan jelek itu sebelumnya dengan terus-menerus, saya kepikiran untuk mengecek pengaturan dan beranjak pada menu penyimpanan.

Hp saya merupakan hp dengan kapasitas memori internal 128 gb dengan tambahan 200 gb penyimpanan awan. Saya memusatkan mata pada penyimpanan internal dari hp saya itu.

Ternyata sudah terisi 77 gb juga, setelah satu tahun sudah, meminang hp tersebut. Kalo dipikir dengan itungan matematis receh-recehan, 128–77 gb = tinggal 51. Angka “51” bagi saya, seseorang yang suka menyimpan kenangan lewat format video ataupun foto merupakan sisa yang tinggal sedikit, tak banyak cukup.

Saya berpikir di dalam benak, sambil memakai ideologi minimalismenya- mbak Franchine Jay, yang bukunya sudah lumayan sedikit saya pahami dan ternyata, secara tidak sadar sudah saya terapkan dalam kehidupan di dalam kamar “Btw, saya sudah melupakan isi buku itu, entah beberapa tahun yang lalu dan kembali membukanya akhir-akhir ini.” Saya menerka-nerka dan memilih pada ragam aplikasi yang sudah terinstall di gawai saya ini, “Bagaimana enaknya jika menghapus aplikasi yang sudah lama tidak digunakan ya?” dalam hati saya sebal alih-alih tidak rela bilamana aplikasi tersebut dihanguskan begitu saja.

Seperti bekas bakaran yang selalu meninggalkan hangat di tubuh, saya teringat akan hangatnya menggunakan aplikasi tersebut, di mana sewaktu menonton film ataupun serial favorit saya pada malam hari dan mengedit berbagai macam kenangan foto yang saya jepret.

Tidak salah duga, aplikasi itu adalah aplikasi streaming film dan pengedit foto. “Kenapa pilihan saya jatuh pertama kali pada 2 aplikasi tersebut?” Sesimpel, karena memakan penyimpanan yang lumayan besar. Jadi, saya memilih untuk menghapusnya dan terbebaslah ruangan internal saya, otomatis saya kehilangan download-an film favorit dan beberapa foto hasil editan saya. Peduli setan, beberapa keping file itu sudah saya tumpuk lama di gawai ini.

Setelah menghapus itu, penyimpanan internal pada gawai saya menjadi lebih lega, saya pun lega, perasaan karena melakukan kebiasaan jelek tadi juga berangsur-angsur membaik. Entah, efek plasebo atau bukan yang jelas otak manusia memang sangat kompleks.

--

--

Roni Jon
Roni Jon

No responses yet